Semua orang bilang, yang menemukan menjadi pemilik.
Yah, itu bukan benar-benar prinsip hidupku, sih.
Aku bukan tipe yang memungut uang yang kutemukan di jalan lalu menggunakannya. Aku lebih suka mendiamkannya saja atau mungkin memasukkannya ke dalam Celah (Celengan Dakwah). Dan aku, tentu saja, tidak akan memungut Sobotta atau bahkan hape yang jatuh dan kemudian ku-klaim sebagai milikku. Oh, aku suka uang tapi aku tidaklah serendah itu.
Tapi dalam beberapa hal, aku suka kata-kata yang menjadi judul entri ini.
Suatu hari, aku menemukan cowok ini saat sedang berselancar di dunia maya. Ia dua tahun lebih tua dariku, dan wajahnya adalah sesuatu yang dikategorikan "imut" bagi kebanyakan wanita. Jangan minta aku menggambarkan dirinya seperti apa, karena itu akan terdengar begitu cheesy. Lagipula rasanya konyol membayangkan aku jatuh cinta padanya. "Pandangan pertama"ku padanya bahkan hanya melalui foto!
Ternyata, aku mencintainya. Sungguh.
Aku mengklaimnya sebagai milikku. Aku membangun fantasi-fantasi yang menggambarkan diriku dengannya. Aku mengikuti berita-berita mengenainya. Aku menangis saat tahu dia terluka. Intinya, aku mulai merasa dekat dengannya, seolah dia benar-benar milikku, while in truth, he doesn't.
Tapi, "kebersamaan"ku dengannya tak berlangsung lama.
Aku takkan mengatakan siapa yang melakukan ini. Tapi intinya, fantasiku dihancurkan. Ia direbut dari genggamanku. Aku tak lagi bisa mengatakan bahwa dia adalah milikku. Memang dia bukan milikku, tapi fantasiku mengenai aku dan dia begitu kuat sehingga aku sangat tidak rela ia direbut. Apalagi, sebelumnya aku sudah pernah mengalami kejadian seperti ini, dan di kejadian pertama itu, aku terpaksa mengalah. Dan sekarang, aku dipaksa untuk mengalah lagi.
Dan aku melakukannya.
Tapi aku diam-diam memberontak. Boleh saja di luarnya aku rela melihat dia bersama orang lain, tapi di dalam hatiku, dia tetap milikku. Fantasiku adalah milikku sendiri dan tak ada seorang pun yang boleh merebutnya. Aku akan tetap mencintainya, dan dia akan selalu menjadi milikku, apapun yang terjadi.
Aku pun membuat resolusi-resolusi berikut ini.
Aku akan membiarkannya bersama orang itu.
Aku tidak akan memprotes dan bertengkar lagi.
Aku tidak akan berkata apa-apa di saat izinku bahkan tidak dipertanyakan lagi.
Tapi aku juga takkan menulis mengenai dirinya dan orang itu.
Aku takkan pernah membayangkan mereka berdua sebagai pasangan.
Aku akan selalu menulis mengenai dia dan aku.
Dan aku masih akan berusaha memiliki dirinya setiap ada kesempatan.
Aku tidak peduli.
Yang menemukan menjadi pemilik, dan pada kenyataannya, aku menemukan dirinya terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar