Minggu, 27 Maret 2011

Yang Menemukan Menjadi Pemilik

Semua orang bilang, yang menemukan menjadi pemilik.

Yah, itu bukan benar-benar prinsip hidupku, sih.

Aku bukan tipe yang memungut uang yang kutemukan di jalan lalu menggunakannya. Aku lebih suka mendiamkannya saja atau mungkin memasukkannya ke dalam Celah (Celengan Dakwah). Dan aku, tentu saja, tidak akan memungut Sobotta atau bahkan hape yang jatuh dan kemudian ku-klaim sebagai milikku. Oh, aku suka uang tapi aku tidaklah serendah itu.

Tapi dalam beberapa hal, aku suka kata-kata yang menjadi judul entri ini.

Suatu hari, aku menemukan cowok ini saat sedang berselancar di dunia maya. Ia dua tahun lebih tua dariku, dan wajahnya adalah sesuatu yang dikategorikan "imut" bagi kebanyakan wanita. Jangan minta aku menggambarkan dirinya seperti apa, karena itu akan terdengar begitu cheesy. Lagipula rasanya konyol membayangkan aku jatuh cinta padanya. "Pandangan pertama"ku padanya bahkan hanya melalui foto!

Ternyata, aku mencintainya. Sungguh.

Aku mengklaimnya sebagai milikku. Aku membangun fantasi-fantasi yang menggambarkan diriku dengannya. Aku mengikuti berita-berita mengenainya. Aku menangis saat tahu dia terluka. Intinya, aku mulai merasa dekat dengannya, seolah dia benar-benar milikku, while in truth, he doesn't.

Tapi, "kebersamaan"ku dengannya tak berlangsung lama.

Aku takkan mengatakan siapa yang melakukan ini. Tapi intinya, fantasiku dihancurkan. Ia direbut dari genggamanku. Aku tak lagi bisa mengatakan bahwa dia adalah milikku. Memang dia bukan milikku, tapi fantasiku mengenai aku dan dia begitu kuat sehingga aku sangat tidak rela ia direbut. Apalagi, sebelumnya aku sudah pernah mengalami kejadian seperti ini, dan di kejadian pertama itu, aku terpaksa mengalah. Dan sekarang, aku dipaksa untuk mengalah lagi.

Dan aku melakukannya.

Tapi aku diam-diam memberontak. Boleh saja di luarnya aku rela melihat dia bersama orang lain, tapi di dalam hatiku, dia tetap milikku. Fantasiku adalah milikku sendiri dan tak ada seorang pun yang boleh merebutnya. Aku akan tetap mencintainya, dan dia akan selalu menjadi milikku, apapun yang terjadi.

Aku pun membuat resolusi-resolusi berikut ini.

Aku akan membiarkannya bersama orang itu.

Aku tidak akan memprotes dan bertengkar lagi.

Aku tidak akan berkata apa-apa di saat izinku bahkan tidak dipertanyakan lagi.

Tapi aku juga takkan menulis mengenai dirinya dan orang itu.

Aku takkan pernah membayangkan mereka berdua sebagai pasangan.

Aku akan selalu menulis mengenai dia dan aku.

Dan aku masih akan berusaha memiliki dirinya setiap ada kesempatan.

Aku tidak peduli.

Yang menemukan menjadi pemilik, dan pada kenyataannya, aku menemukan dirinya terlebih dahulu.

Rabu, 23 Maret 2011

Kami, Kelompok Diskusi 3

Enni: Nanti kalo proposalnya udah selesai di-compile sama Tata, kirim aja ke aku atau Wynne, biar kita yang edit...

Ratu: Ciee anak LPP (Lembaga Pengkajian dan Penelitian) harusnya mereka yang bikin semua proposalnya nih!


Wynne: Ehh tapi kita bahasanya kan kurang bagus....harusnya anak MA (Media Aesculapius) dong yang ngedit biar bahasanya cantik!


Gue: *pura-pura nggak denger*


Danny: Eh, kan gue anak direksi! Harusnya anak redaksi dong yang ngedit!


Gue: Errr.... *ngelirik Dina* anak Korpus (Koran Kampus) juga harus ngebantu dong!


Dina: Ah, tapi kan Tata lebih pengalaman dari Dina!


Danny: Gimana kalo yang ngedit yang pernah menang lomba aja? *ngeliat Dita*


Dita: Itu kan cuma lomba cerpen...


Wulan: *tau-tau dateng* Eh, tau nggak kalo kita praktikumnya sekarang?


Satu kelompok: *SIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNGGGGG....*


---

Yak, begitulah sepenggal percakapan antara gue dan temen-temen sekelompok gue waktu kita lagi ngerjain proposal riset bareng. Proposal abal, lebih tepatnya. Tapi bukan proposal itu yang mau gue ceritain di post kali ini. Melainkan orang-orang yang ada di kelompok ini. Siapa aja mereka? Here it goes....

Pertama, ada ketua kelompok kami tercinta, Danny Darmawan alias Danny. Salah satu dari dua cowok di kelompok kami (mana yang satunya pernah "kabur" lagi) yang selalu ngerasa paling ganteng sendiri. Cowok paling tinggi seangkatan. Paling suka kalo dapet LTM tentang farmakologi, soalnya dia calon penerusnya Prof. Rianto banget. Sayangnya, gue suka sebel kalo ngeliat slide LTM-nya yang isinya tulisan semua dan panjang-lebar banget.

Terus ada Benedicta Mutiara Suwita alias Dita. Bendahara kelompok kami yang selalu rela jadi tumbal setiap kali ada tugas kelompok di luar perjanjian, misalnya harus bikin kesimpulan diskusi dan sebagainya. Eh, tapi jangan salah, bukan maksudnya kita nyuruh-nyuruh dia lho. Emang pada dasarnya Dita tuh rajin dan selalu ngerjain hal-hal begituan tanpa kita minta. Selain itu, dia juga yang terpinter di kelompok kita dan nomor tiga seangkatan. Jago banget ya?

Yang ketiga, Dina Elita alias Dina, "musuh" terbesar gue di kelompok. Hehehe. Pasalnya setiap kali ketemu dia, gue bawaannya pengen ngejekin dia mulu. Bercanda tentunya, hahaha. Baru-baru ini, Dina ganti gaya jilbab, yang biasanya pake jilbab langsung pake, sekarang pake jilbab dua lapis kayak Aravinda. Pas gue bilang dia lebih cantik sekarang, Dina langsung jawab, "Iya dong, Dina kan emang selalu cantik!" Errr. Selain di kelompok, Dina juga temen gue di FSI dan sesama redaktur Korpus. Dina megang desk Humaniora.

Ada lagi Enninurmita Hazrudia alias Enni, akhwat paling lembut di kelompok ini. Nggak heran kalo dia kepilih jadi Ketua Keputrian Ar-Razes, rohis angkatan kita. Kayaknya ntar dia bakal jadi ibu yang baik deh. Hehehe. Enni asalnya dari Solo, sama kayak bokap gue. Makanya kita suka manggil dia "Mbak En", tapi kalo Ratu manggilnya "Enoys". Enni sering dimintain jadi presentan kalo kelompok kita mau pleno.

Terus, ada Qam-Qam Qurratul Aini atau yang biasa dipanggil Qam-Qam. Namanya dibaca pake "o", tapi setiap dosen yang baru kenal dia pasti salah manggil dia pake "a". Setiap kali presentasi, setiap selesai ngejelasin dia pasti ngomong "seperti itu", misalnya "Hepatitis B bisa dipastikan diagnosisnya dengan memeriksa IgM anti HBV. Ya, seperti itu.". Qam-Qam adalah akhwat paling kalem di kelompok kita.

Ada lagi Ratoe Suraya alias Ratu. Akhwat yang sama kayak gue, baru aja pake jilbab di tingkat dua ini. Punya cowok namanya G***i yang juga seangkatan sama kita semua. Setiap kali kuliah, pasti duduknya sebelahan sama cowoknya itu. Kalo duduk di ruang diskusi pasti sebelahan sama gue, pasalnya absennya tepat di atas gue sih. Yang kasian, kursinya sering kena bocor gara-gara AC.

Wynne Oktaviane Lionika alias Wynne, anggota kita yang lain lagi. Sama kayak Dita, dia lumayan sering juga jadi tumbal buat ngerjain hal-hal yang agak ribet. Wynne biasanya mau kalo dimintain compile slide presentasi atau nge-print. Misalnya, waktu tinta printer gue abis, Wynne dengan rela nge-print-in laporan faal. Atau waktu flashdisk gue bervirus, Wynne yang ngebawain slide presentasi kita....

Valencia Livia, biasa dipanggil Livia atau Kani giliran berikutnya. Cewek paling mungil dan imut di kelompok kita. Trademark-nya kalo dateng ke kampus pasti pake rok selutut, blus, sepatu kets, sama rambut diiket. Suka diledekin Danny soal hubungannya sama seorang cowok di angkatan yang namanya A***i. Hmmm....ada apa yahh antara Kani dan cowok itu? Hehehe.

Ada lagi Muhammad Waliyyulhaq alias Haqi yang dua modul ini ngilang dari kelompok kita gara-gara ngulang P2K2 dan Sel-Gen, tapi sekarang di modul renal ini balik lagi. Waktu modul kulit, Haqi sering banget di-bully sama dr. Gondo (fasil favorit kita sepanjang masa) tapi mudah-mudahan sekarang udah tobat, hehe. Haqi lumayan aktif di FSI dan jadi koordinator KDM (Keluarga Dokter Muslim).

Ada satu senior angkatan 2008 yang pernah masuk kelompok kita ngegantiin Haqi di modul Muskuloskeletal, namanya kak Kenneth Gunawan alias Kenneth. Kak Kenneth ini jago banget main polo air dan pernah menang Olimpiade UI di bidang renang. Kalo diskusi 2, nggak pernah bikin slide presentasi. Selain itu, menurut teman-temannya sesama anak 2008, kak Kenneth ini belajarnya mood-mood-an.

Yang terakhir, tentu aja gue (hehe). Gue tukang compile di kelompok ini, karena gue punya prinsip "pekerjaan compile adalah pekerjaan yang mulia" di saat yang lain udah asik-asik tidur gue sibuk ngompile laporan faal, nyerasiin format, bla-bla-bla. Sebenernya sih, alesan gue suka compile karena gue benci faal dan gue nggak suka harus bikin landasan teori, hehehe. Gue juga yang terus-terusan ngusul buat team building tapi nggak jadi-jadi, hiks.

Yak, sekian dari kelompok 3! Mudah-mudahan kita bakal tetep kompak dan selalu bersama hingga tingkat 2 selesai, hehehe.